Assalamu'alaikum Wr,Wb...

Selamat datang di blog MTs. Khoirotul Islamiyah Pematangsiantar. silahkan memberikan komentar dan apresiasi positif seletah membuka laman ini. terima kasih telah bersedia mampir. kiranya tidak bosan berkunjung kembali.....!!!!.

Jumat, 20 April 2012

12 cara menjadi gur yang baik


12 Cara Menjadi Guru yang Baik

Siapkan minimal dua penugasan atau strategi saat mengajar, dijamin siswa akan sibuk sepanjang pelajaran. Cara yang ada di foto ini adalah siswa yang sdah selesai langsung ditunggu oleh tugas yang lain untuk dikerjakan.
Menjadi guru yang baik saat mengajar bukan soal sifat si guru tersebut tapi soal kemampuan mengatur irama pembelajaran. Guru yang sifatnya baik pun akan cepat marah jika muridnya sering berlaku tidak tertib. Salah satu hal yang membuat siswa tertib adalah kesibukan yang bermakna. Membuat siswa bisa sibuk namun tetap bermakna memang tantangan semua guru. Ada guru yang senang memberi soal sulit pada siswanya dengan harapan siswanya sibuk dan waktu mengajar dia tidak dipusingkan oleh masalah perilaku.
Padahal sebaliknya hal tadi hanya terjadi pada siswa yang perilakunya memang sudah baik, sementara anak-anak yang lain akan cepat bosan dan justru membuat ulah karena merasa gurunya memberi pekerjaan sulit tanpa jalan keluar. Karena pekerjaannya sulit membuat anak -anak yang memang sudah bermasalah pada perilaku akan timbul lagi keinginannya untuk membuat keributan dan ujung-ujungnya guru akan merasa gagal dalam mengajar siswanya di hari itu.
Ada beberapa cara untuk membuat jam pelajaran anda berlalu tanpa terasa baik kita sebagai guru maupun siswa sebagai penikmat cara mengajar dan perencanaan mengajar kita.
  1. rencanakan dalam seminggu perencanaan mengajar anda
  2. selalu update rencana pengajaran anda setelah dan sebelum mengajar
  3. tidur yang cukup setiap hari. Hal ini penting agar suasana hati kita terjaga dan tidak mudah emosi
  4. rencanakan pengajaran anda dalam team, jika tidak mungkin konsultasikan formal dan informal RPP anda pada rekan sesama guru.
  5. masuk kelas lebih awal bisa 3 menit atau 5 menit lebih awal.
  6. pikirkan 3 strategi atau rencana dalam mengajar, dengan demikian anak yang cepat selesai tetap punya kegiatan
  7. saat mengajar sempatkan memotivasi siswa. memotivasi itu bukan memuji karena memotivasi anda perlu mendalami karakter anak yang anda ingin motivasi
  8. tebarkan senyum pada seisi kelas
  9. ucapkan salam dengan semangat saat akan mengajar
  10. berikan soal yang menantang dan bukan sekedar sulit
  11. minta siswa untuk ajarkan siswa lainnya jika ia sudah selesai
  12. kurangi gaya  ‘one man show’ saat mengajar, kurangi semangat untuk menceramahi siswa. Biarkan siswa juga berbicara di kelas, berbagi mengenai strateginya dalam mengerjakan soal yang anda berikan.
BAGAIMANA MENJADI GURUYANG MENYENANGKAN
Sekolah
sudah tidak lagi menjadi tempat menyenangkan bagi siswa. Kekeluargaan, kasih sayang, kebebasan mengungkapkan diri siswa, mulai hilang dari lembaga sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan anak tidak senang beradadi sekolah.

Terutama ketika guru dengan segala otoritasnya, tanpa memberikan kebebasan siswa menemukan jati dirinya. embelajaran
seperti ini, tidak akan menimbulkan siswa tidak merasa senang dalam proses pembelajaran. Ditambah ketidaksejajaran antara siswa dan guru, sebagai makluk sosial saling membutuhkan.

Karenanya, siswa merasasekolah bukan lagi tempat menyenangkan untuk belajar. Siswa akan memilih pergi meninggalkan kelas atau membolos, sebagai tindakan protes siswa terhadap perilaku guru, proses pembelajaran, disiplin yang ketat
maupun lingkungan sekolah yang tidak bersahabat.

Pemerintah masih berfokus memikirkan dengan masalah konsep kurikulum atau sistem pendidikan, bahwa pendidikan itu harus begini dan begitu. Sesungguhnya perlu ada aturan mengenai proses pembelajaran menyenagkan dan cara
pendekatan guru terhadap siswa.

Beberapa tips menjadi guru yang menyenangkan:
1)
Bangkitnya rasa minat Seorang Pengajar atau pembelajar menjadi gembira lantaran di dalam dirinya memang ada keinginan Mengajar atau mempelajarisuatu materi pelajaran.

2) Keterlibatan siswa,Keterlibatan memerlukan hubungan timbal balik. Apa yang dipelajari dan siapa yangingin mempelajari perlu adanya jalinan yang akrab dan saling memahami.
3)
Ciptakan tanya jawab. Sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik.

4) Kreativitas dalam Menjelaskan .yaitu mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta, dan
data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah, maupun di akhir pembelajaran. Penjelasan harus bermakna dan menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik dan harus sesuaidengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik.

5)
Ciptakan diskusi kelompok kecil yang bermanfaat agar siswa dapat berbagiinformasi dan pengalaman dalam pemecahan suatu masalah, meningkatkan pemahaman terhadap masalah yang penting dalam pembelajaran, meningkatkan
ketrampilan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi, membina kerjasama yang sehat dalamkelompok yang kohesif dan bertanggung jawab.

Studi Harvard terhadap lulusan tahun 40-an menunjukkan bahwa mereka yang hidup sukses bukan yang memiliki IQ tinggi tapi ‘kuper’ dan egois, melainkan kendati IQ tidak tinggi namun memiliki emosi cerdas: banyak teman, pandai berkomunikasi, berempati tinggi, dan tidak temperamental.
UNTUK sukses dalam hidup, peran IQ ternyata hanya 20 persen. Selebihnya oleh kecerdasan emosi (Emotional Intelligence/EI). Marsha Sinetar (tahun 2000) menemukan pentingnya peran kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence). Selain IQ, kecerdasan sosial lainnya juga bisa ditingkatkan.
Di dunia, IQ rata-rata meningkat 20 persen. Namun kenaikan IQ ternyata berbanding terbalik dengan kelakuan manusia (Lawrence E.Shapiro). Tanpa cinta, atensi, dan apresiasi dalam hidup, sebagaimana lazim dalam pola asuh yang keliru, melahirkan anak-anak yang tidak cerdas emosinya.
Peran ibu sangat besar. Ibu Jepang menjadi simbol keberhasilan anak (”Silent Revolution”). Bagaimana ibu menumpahkan seluruh waktu, naluri, dan kemampuannya untuk sepenuh-penuhnya mencerdaskan anak. John Gottman & Joan DeClaire (1977) menawarkan kiat-kiat membesarkan anak agar meraih kecerdasan emosi yang tinggi.

Anak dengan kecerdasan emosi (EQ) tinggi memiliki ciri-ciri:
  • mantap secara sosial; mudah bergaul;
  • tidak lekas takut atau gelisah;
  • mudah melibatkan diri dengan orang lain atau masalah;
  • bersedia memikul tanggungjawab;
  • kehidupan emosinya kaya;
  • merasa nyaman dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia pergaulannya.
  • Anak yang tidak cerdas emosinya berlawanan dengan ciri-ciri itu.
Agar IQ tinggi perlu gizi cukup. Namun agar emosi cerdas gizi saja tak cukup. Diperlukan kehidupan yang indah (“Good food, good life”). Elemen emosi dapat ditingkatkan pada berbagai tingkat usia lewat pola asuh yang tepat. Prinsip dasarnya,
  • memotivasi diri;
  • ketahanan menghadapi masalah;
  • mengendalikan emosi;
  • menunda kepuasan;
  • mengatur kondisi jiwa.


Untuk itu sedikitnya perlu waktu satu jam penuh setiap hari ibu berdekatan dengan anak batitanya.
Banyak cara dapat dilakukan untuk mengasuh ‘dengan hati’. Menggunting gambar hewan, belajar berhitung dengan kartu (dotscard), bersajak, mendongeng, memberi nama pada emosi yang sedang dirasakan; belajar membaca mimik wajah; menghibur anak di kala sedih; mendengar dengan penuh empati; menyadari seperti apa emosi anak.
Tak kurang penting peran ayah. Bermain dengan ayah merupakan kebutuhan yang tak tergantikan dengan cara apa pun (”Fatherhood projects”). Basic secure anak akan tumbuh bila waktu kecil anak memiliki pengalaman bermain dengan ayah.
Agar emosi anak cerdas, perlu ditanamkan sejumlah kemampuan agar anak :
  • terampil berempati;
  • jernih mengekspresikan emosi;
  • terbiasa memahami orang lain;
  • mahir mengelola emosi;
  • lekas beradaptasi;
  • disukai banyak orang;
terlatih mencari solusi, bermain bersama, gigih, suka menolong, tahu cara menghormati orang lain.
Beberapa tips agar tinggi EI anak pernah juga diajukan Maurice J.Elias (1999), antara lain,
  • mendidik anak mengenali perasaan sendiri maupun orang lain;
  • menunjukkan sikap empati dan memahami pendapat orang lain;
  • mengajarkan kemampuan mengelola emosi dan
  • menghadapi segala hal secara positif; dan
  • menunda emosi agar meraih sukses.
Satu hal perlu dicatat pesan Dorothy Law Nolte (1954) ihwal bagaimana sehat membesarkan anak (“Children learn what they live”) yang saya kira masih relevan hingga sekarang, yakni, bila anak dibesarkan :
·                 dengan celaan kelak ia akan gemar memaki;
·                 dengan permusuhan ia akan suka berkelahi;
·                 dengan cemoohan, ia akan rendah diri;
·                 dengan toleransi, ia pandai menahan dri;
·                 dengan dorongan, ia belajar percaya diri
·                 dengan pujian, ia akan menghargai orang lain;
·                 dengan perlakuan baik, ia akan berlaku adil;
·                 dengan rasa aman, ia akan menaruh kepercayaan pada orang lain;
·                 dengan dukungan, ia akan meghargai diri sendiri;
·                 dengan kasih sayang, ia akan membangun persahabatan.

Berikut 9 Tips menjadi Guru yang Profesional

Pertama. Berusahalah tampil di muka kelas dengan prima. Kuasai betul materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di muka kelasa tidak membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. Berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan. (Tips Menjadi Guru)
Kedua. Berlakulah bijaksana. Sadarilah bahwa siswa yang kita ajar, memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda.
Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang lambat dan ada yang sangat lambat bahkan ada yang sulit untuk bisa dimengerti. Jika kita memiliki kesadaran ini, maka sudah bisa dipastikan kita akan memiliki kesabaran yang tinggi untuk menampung pertanyaan-pertanyaan dari anak didik kita. Carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan contoh-contoh sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari walaupun mungkin contoh-contoh itu agak konyol.
Ketiga. Berusahalah selalu ceria di muka kelas. Jangan membawa persoalan-persoalan yang tidak menyenangkan dari rumah atau dari tempat lain ke dalam kelas sewaktu kita mulai dan sedang mengajar. (Tips Menjadi Guru)
Keempat. Kendalikan emosi. Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih sangat labil emasinya. Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita, apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai dengan tata cara dan kebiasaan kita. Marah di kelas akan membuat suasana menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang kita berikan.
Kelima. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa. Jangan memarahi siswa yang yang terlalu sering bertanya. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa dengan baik. Jika suatu saat ada pertanyaan dari siswa yang tidak siap dijawab, berlakulah jujur. Berjanjilah untuk dapat menjawabnya dengan benar pada kesempatan lain sementara kita berusaha mencari jawaban tersebut. Janganlah merasa malu karena hal ini. Ingat sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan. Tapi usahakan hal seperti ini jangan terlalu sering terjadi. Untuk menghindari kejadian seperti ini, berusahalah untuk banyak membaca dan belajar lagi. Jangan bosan belajar. Janganlah menutupi kelemahan kita dengan cara marah-marah bila ada anak yang bertanya sehingga menjadikan anak tidak berani bertanya lagi. Jika siswa sudah tidak beranibertanya, jangan harap pendidikan/pengajaran kita akan berhasil. (Tips Menjadi Guru)
Keenam. Memiliki rasa malu dan rasa takut. Untuk menjadi guru yang baik, maka seorang guru harus memiliki sifat ini. Dalam hal ini yang dimaksud rasa malu adalah malu untuk melakukan perbuatan salah, sementara rasa takut adalah takut dari akibat perbuatan salah yang kita lakukan. Dengan memiliki kedua sifat ini maka setiap perbuatan yang akan kita lakukan akan lebih mudah kita kendalikan dan dipertimbangkan kembali apakah akan terus dilakukan atau tidak.
Ketujuh. Harus dapat menerima hidup ini sebagai mana adanya. Di negeri ini banyak semboyan-semboyan mengagungkan profesi guru tapi kenyataannya negeri ini belum mampu/mau menyejahterakan kehidupan guru. Kita harus bisa menerima kenyataan ini, jangan membandingkan penghasilan dari jerih payah kita dengan penghasilan orang lain/pegawai dari instansi lain. Berusaha untuk hidup sederhana dan jika masih belum mencukupi berusaha mencari sambilan lain yang halal, yang tidak merigikan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Jangan pusingkan gunjingan orang lain, ingatlah pepatah “anjing menggonggong bajaj berlalu.” (Tips Menjadi Guru)
Kedelapan. Tidak sombong.Tidak menyombongkan diri di hadapan murid/jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar ataupun berada di lingkungan lain. Jangan mencemoohkan siswa yang tidak pandai di kelas dan jangan mempermalukan siswa (yang salah sekalipun) di muka orang banyak. Namun pangillah siswa yang bersalah dan bicaralah dengan baik-baik, tidak berbicara dan berlaku kasar pada siswa.
Kesembilan. Berlakulah adil. Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai/mampu dan siswa yang kurang pandai/kurang mampu Serta tidak memuji secara berlebihan terhadap siswa yang pandai di hadapan siswa yang kurang pandai. (Tips Menjadi Guru)
Nah…Cukup  Sekian info Tips Menjadi Guru dari saya (CP by :  hapsah Pardede)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar